My Pregnancy Experience: Part 2

Hai!

Beberapa hari yang lalu saya posting cerita awal dari masa kehamilan saya, yang dimana kita baru bisa cek kontrol ke bidan pada minggu ke 7-9 kehamilan.  Periksanya pun bukan di rumah sakit tetapi di klinik kebidanan, karena di rumah sakit hanya menerima untuk yang melahirkan atau yang mengalami gangguan kehamilan.  Sekarang saya mau sharing dari setiap trimester kehamilan. (klik disini)

Trimester pertama :

Selama 3-4 bulan melewati kehamilan tanpa bimbingan dari midwife, jujur bingung sekali dan hanya bermodal internet, nasehat orang tua dan insting saja.  Sesekali sharing sama temen-temen di Indonesia yang lagi hamil juga, kadang aku tanya mereka apa saja yang mereka dapat dari dokter baik informasi atau saran.  Saya melewati masa hamil muda yang cukup sulit, saya mengalami mual yang berlebihan dan berat badan turun 4-5 kg.  Sedih sekali rasanya melihat orang lain bisa gemuk saat hamil, kenapa saya kurus.

Hal yang menurut saya cukup berat lainnya adalah ketika waktunya untuk memasak, sebisa mungkin saya memasak sesuatu yang bisa saya makan, seperti telur, kentang, sosis goreng (cenderung makanan siap saji), kadang ikan dan sayuran. Saya tidak bisa cium atau makan nasi, bau bawang-bawangan, mie telur, semangka, dan banyak lainnya, hanya buah pisang yang banyak membantu saya. Bersyukur suami tidak protes dengan masakan yang seadanya, malah kadang dia yang masak, ya walaupun yang dia masak cuma masak nasi atau makanan yang tinggal goreng, hahaha…

Karena kurangnya asupan badan jadi lemas, pusing dan tidak bisa banyak melakukan aktifitas, jadi banyak berbaring di tempat tidur.  Untungnya saya tidak ngidam yang aneh-aneh, seperti mau makan mangga yang baru dipetik atau pengen elus kepala botak atau yang aneh-aneh lainnya,hahaha.. Saya tahu diri, disini susah kalau banyak maunya.  Hal yang sangat saya ingin sekali itu adalah makan nasi padang dan jajan-jajanan, hahaha.. kayaknya orang tidak hamil juga ngidam makan nasi padang apalagi jauh dari tempat asal.

Banyak teman disini yang menyarankan makan ini makan itu, jangan makan ini jangan makan itu, tapi saya hanya pegang prinsip selagi itu tidak berlebihan dan bidan tidak melarang ya saya makan/minum saja, (bandel dikit, hehehe..).

image-b397870d47a8d6ee709487ccb064c95c87290bcc5b6af12b6deae1c5d54c5dfb-V

Hamil 5 Bulan

Trimester kedua :

Di trimester kedua adalah bulan-bulan yang paling membahagiakan, karena rasa mual saya mulai menghilang di bulan ke-4. Saya bisa makan lebih leluasa kecuali makanan yang berpantangan. Sebisa mungkin saya banyak makan-makanan yang bergizi.  Berat badan saya mulai naik sedikit demi sedikit dan saya mulai bisa melakukan aktifitas seperti biasanya.

Akhirnya tiba pada hari yang di tunggu-tunggu yaitu sekitar pertengahan bulan ke-5, waktunya cek USG! “Sekarang mamma bisa liat kamu, nak!”. Bahagia, nervous, excited, pokoknya campur aduk perasaan ini saat itu. Saya ditemani suami pergi ke rumah sakit, kita datang ke bag. USG. Sebelumnya kita sudah bikin janji kesana, jadi pas dateng tinggal kasih tahu nama saya. Prosedur disini semua proses harus bikin janji, sakit saja harus telepon dulu bikin janji sama dokternya, hahaha.. jadi kita tidak bisa main langsung datang trus periksa, kecuali keadaan darurat.

collage_20140916153834484

Hasil foto USG

Kami masuk ruangan periksa, saat diperiksa saya terkesima dengan monitor yang ada di depan saya, ada gambar bentuk bayi disana, dan itu yang ada di dalam perut saya. Luar biasa sekali rasanya, untuk pertama kalinya melihat ada sesuatu yang hidup di dalam perut saya. Ingin menangis rasanya, menangis haru dan bahagia. Di tengah-tengah pemeriksaan perawatnya bertanya, “do you want to know the sex of the baby?“, “of course!” Saya bilang, lalu perawat bilang “it’s is a boy“. Suami saya senang sekali saat itu, karena dia ingin sekali anak pertamannya laki-laki.  Kalau saya bersyukur saja mau laki-laki atau perempuan sama saja yang penting sehat.  Setelah pemeriksaan kami dapat foto hasil USG nya. Sepanjang jalan pulang saya lihat terus hasil fotonya. Bahagia sekali, karena cuma sekali dalam 9 bulan bisa lihat si baby dalam perut.

Tidak ada pungutan biaya apapun, karena saat itu saya sedang dalam proses pembuatan ID-number. ID-number dapat kita peroleh jika kita memiliki ijin tinggal minimal 1 tahun di Swedia.  Banyak manfaat yang kita peroleh jika kita memiliki ID-number tersebut, salah satu contohnya saya periksa kehamilan, USG dan melahirkan gratis, dan masih banyak lagi manfaat dari memiliki ID-number ini.

Trimester ketiga :

Pemeriksaan kandungan mulai rutin dilakukan tiap bulannya, dari bulan ke-6 sampai bulan ke-9.  Setiap kunjungan memakan waktu 30 menit dan harus melalui proses janji.  Setiap datang berat badan saya dan detak jantun bayi selalu di cek, sisanya kami melakukan konsultasi, bidan selalu memberikan kami nasehat dan support.  Lagi-lagi suami saya yang selalu menjadi korban nasehat, hahaha.. saya senang sekali dengan bidan yang menagani saya, dia sangat membela ibu-ibu hamil.  Total kenaikan berat badan saya tidak terlalu banyak yaitu 11 kg dari berat badan saya sebelum hamil.  Sempat sedih dan cemas karena masalah berat badan ini, tetapi bidan saya bilang bahwa ini masih masuk dalam batas normal.  Memasuki trimester ketiga, saya mulai merasa banyak yang tidak enaknya, mulai dari pegal punggung, sakit perut bagian bawah, cepat cape kalau jalan dan susah duduk atau tidur dengan nyaman.  Suamipun jadi punya tugas rutin sepulang dia kerja yaitu memijat punggung saya, hehehe..

Di awal bulan November saya dapat kabar kalau suami harus pergi dinas ke luar negri pada awal bulan Februari, yaitu bulan kemungkinan saya meahirkan, HPL-nya  saat itu di perkirakan minggu pertama bulan februari.  Sedih dan bingung saat itu rasanya tapi mau gimana lagi suami tetap harus pergi hanya saja kita siasati tanggal kepergiaannya.  Jadi direncanakan pergi di pertengahan bulan februari.  Saya tidak mau terlalu memikirkan tentang melahirkan lagi karena takut jadi stress.  Tuhan tahu jalan yang terbaik.  Jika memang harus sendiri saya bisa minta bantuan teman-teman disini, walaupun dalam hati tetep gelisah.  Siapa sih yang mau melahirkan sendirian tanpa di dampingi suami atau keluarga. Jadi saya dan suami meberikan informasi tentang keadaan yang akan terjadi di bulan februari dan saya sangat bersyukur teman-teman disini mau membantu jika saya harus melahirkan tanpa didampingi suami.

Terlepas dari kegelisahan yang ada, saya dan suami memutuskan untuk berlibur, Babymoon, hahaha.. .  Kita jalan-jalan ke Belanda yang kebetulan kami punya teman yang tinggal disana.  Kurang lebih seminggu kita menikmati suasana dan tempat-tempat wisata disana.

Saya mulai membeli kebutuhan bayi di trimester ketiga ini, mulai dari crib, car seat, kereta bayi, pakaian, alat mandi, dan keperluan lainnya.  Untuk saya sendiri tidak banyak pakaian yang saya beli, saya lebih senang menggunakan kaos-kaos suami saya yang kebetulan badannya dia juga besar, hahaha.. .  Sempat bingung untuk membeli keperluan bayi terutama pakaiannya, karena disini tidak seperti di Indonesia, baju bayi di jual borongan atau lusinan.  Disini toko khusus pakaian bayi dan anak-anak mahalnya luar biasa, jadi jangan heran kalau banyak ibu-ibu disini lebih suka membelikan bayinya dari secondhand market atau beli dari forum jual beli barang second.  Awalnya saya tidak tahu, jadi saya banyak beli baru untuk 3 bulan pertamanya.  Sekarang-sekarang ini sudah mulai campur, karena ternyata terpakainya hanya beberapa kali, malah ada yang cuma sekali atau dua kali.  Ada beberapa tipsnya untuk beli barang-barang secondhand disini, bisa kalian baca di postingan lainnya.

Memasuki Akhir bulan desember salju mulai turun.  Lagi-lagi saya kepikiran, bagaimana nanti kalau pas mau melahirkan salju lagi tebel-tebelnya, karena di bulan februari biasanya curah hujan salju lagi banyak-banyaknya.  Saya dan suami hanya berdoa dan bersabar semoga semuanya baik-baik saja dan lancar.

img1420148261637

Saya dan Suami saat merayakan tahun baru di rumah teman. Hamil 8 Bulan.

IMG_20150129_120647

Hamil 9 Bulan

Dari bulan kebulan saya lewati kehamilan ini dengan penuh warna, suka dan duka, dan dengan penuh syukur dan kepasrahan.  Ini adalah pengalaman kehamilan saya di Swedia.  Saya Melahirkan anak laki-laki pertama tanggal 15 Februari 2015 dengan nama Wayan Arlanda Wibawa.

Ada teman yang bertanya,

“katanya kamu melahirkan disana sendiri ya? tanpa di temani suami atau keluarga?”

Pengalaman melahirkan di Swedia bisa kalian baca di post selanjutnya 😀

Thank you and have a nice day!

2 Comments on “My Pregnancy Experience: Part 2”

  1. Pingback: My Pregnancy Experience: Part 1 | My Journey

  2. Pingback: Welcome To The World My Baby! | My Journey

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: