Back to Scandinavia

Hai Temaaannnsss..
Masih ingat kah kalian dengan cerita saya waktu pulang ke indonesia? Baca disini. Waktu itu saya masih galau kalau ditanya, “Balik lagi ke Swedia gak?”. Sekarang saya sudah bisa jawab dengan pasti..hahhaa..
Akhirnyaa.. setelah 6 bulan di php-in oleh imigrasi Swedia, hahaha.. Email yang di tunggu-tunggu selama ini muncul juga. Email dari kantor imigrasi Swedia yang menyatakan kalau Resident Permit kami (saya, suami dan anak) sudah di loloskan dan akan segera di kirim ke Kedutaan Swedia di Jakarta. Dalam hati “Ok, berarti masih harus nunggu lagi.. sekitar 2-4 minggu”. Hmm.. nunggu lg.. Jujur saya sampe hopeless dan udah gak pengen lagi mikirin untuk tinggal di Swedia dan mulai memikirkan apa saja yang akan saya lakukan di Indonesia kedepannya.
Hari Kamis tepat di minggu ke-2 setelah email pemberi tahuan, kedutaan Swedia di Jakarta kasih kabar kalau kartu Resident Permit kami sudah bisa diambil. Lalu saya dan suami langsung merencanakan apa saja yang harus kami lakukan, mengingat suami sudah harus mulai kerja pada tanggal 1 Februari. Akhirnya kami putuskan untuk mengambil RP pada hari senin dan berangkat ke Swedia di akhir minggunya. “Wait.. berarti waktu untuk packing hanya punya waktu 2 hari, Jumat dan Sabtu karena hari Minggunya kita sudah harus pergi ke BSD?!”. Kami tinggal di Bandung dan kebetulan mertua tinggal di BSD Tanggerang. Jadi supaya gak bolak-balik, rencanya kami langsung pindah dan tinggal sementara di rumah mertua karena disana lebih dekat dari kedutaan dan bandara.
Keadaan yang cukup bikin saya stress, karena semua serba mendadak dan tidak terencana. Saya sempat bingung gimana cara beresin rumah, beresin bahan-bahan makanan yang ada kulkas, belum lagi baju-baju yang masih ngegantung di jemuran, hahaha.. benar-benar gak ada persiapan. Mengingat hari Sabtu ada event blogger yang gak mau saya lewatkan, hehe.. agak maksain sih karena saya pengen banget dateng ke acara itu. Akhirnya saya telepon ibu saya, agar saya dapat sedikit ketenangan dan tau apa yang sebaiknya saya lakukan terlebih dahulu. Hari jumat saya maksimalkan untuk packing koper dan beres-beres makanan di kulkas. Suamiku masih harus kerja sampai hari sabtu jadi gak ada yang bantu. Beruntungnya, teman baikku Gilang (pasti suka namanya disebut disini 😄) datang dengan senang hati buat bantu gulung-gulung baju dan dimasukin ke koper. “Thank you cyin.. “
Hari sabtu saya banyak habiskan waktu diluar rumah, mulai dari menghadiri event beauty blogger sampe beli koper. Ibuku akhirnya ikut menginap di rumah, supaya bisa bantu.. minimal bantu dengerin curhat dan keluhan anaknya.. hehehe… Sabtu malam saya finishing packing dan pak suami bantu sedikit bersih-bersih rumah. Saya gak tidur sampe jam 3 pagi, yang dimana jam 6nya udh harus berangkat ke BSD, tepar.. tepar deh.. 😥.
Akhirnya beres sudah urusan di Bandung, walaupun agak khawatir dengan meninggalkan kondisi rumah yang seadanya (gak terlalu rapih) 😅. Karena rumah yang kami tinggali sementara selama di Bandung itu adalah rumah mertua yang sudah tidak ditempati dan biasanya hanya 1 atau 2 bulan sekali di kunjungi.
Hari senin, setelah kami pegang langsung kartu Resident Permit, saya dan suami langsung cari tiket murah dengan waktu perjalan yang tidak terlalu lama. Akhirnya kita pakai maskapai Th*i Airways, lumayan lebih murah 5-10jt dibanding dengan maskapai lainnya. Perkiraan total waktu yang ditempuh juga paling cepat, sekitar 17-18 jam. Yang sudah-sudah biasanya 20-22 jam tergantung lama transitnya. Ok, akhirnya kita beli lah tiket untuk bertiga. Anak juga saya beliin kursi padahal umur dia belum 2 tahun (kurang 1 bulan lagi) karena untuk jarak yang cukup jauh, saya gak kuat kalau harus mangku dia 18 jam terus menerus. Belum lagi kalau rewel dan ganggu penumpang sebelah, capenya bisa 2-3 kali lipat, hahhaa..
Bawaan kami, 5 koper 1 stroller 2 tas jinjing.
Hari kamis adalah hari keberangkatan, kami di antar oleh kedua orang tua masing-masing. Katanya sih mau anter cucu, soalnya bakal jauh lagi, hehe… Berangkatlah kami dengan perasaan campur aduk. Bukannya kami tidak senang dengan keberangkatan ini.. oh.. kami senang sekali, akhirnya apa yang kami tunggu-tunggu terjadi juga. Tapi sedikit ada perasaan yang mengganjal, biasalah.. kita sudah terlanjur nyaman di negeri sendiri, haha… Dekat dengan keluarga, makanan yang enak dan cocok di lidah, belum lagi harga jasa yang masih terjangkau. Seperti ojek online yang selama ini selalu membantu saya, baik dalam mengantar berpergian maupun mengantar makanan.. :D. Tapi ya sudah, itu cuma perasaan sesaat yang harus saya buang jauh-jauh. Nyatanya apa yang sekarang saya dan suami inginkan sudah terkabul dan harus kita jalani dengan senang bukan.. :).
Perjalan berjalan sesuai jadwal dan kami transit di Suvarnabhumi Airport Thailand yang seharusnya sekitar 2 jam. Ternyata 1 jam sebelum gate dibuka, ada pengumuman kalau ada delay 8 jam, WHAT?! Harusnya jam 1 malam kita udah take off, berubah jadi jadi jam 9 pagi. Mulailah para penumpang protes, yang pada umumnya bule-bule Swedia. Saya dan pak suami diem aja nunggu kemana arus pergi, karena katanya kita dapat kompensasi menginap di hotel. Akhirnya seluruh penumpang di giring ke bagian imigrasi dan paspor kami semua ditahan disana karena akan memasuki kawasan negara Thailand dan diambil lagi nanti saat masuk bandara. Ternyata bagian imigrasinya jauuuuhhh dan antriannya panjang. Anak-anak dan balita mulai gelisah termasuk anak saya, dia kebangun dari tidurnya dan keadaan semakin memanas, hahaha.. Sepanjang jalan dia rewel, gak mau di tidurin di stroller dan gak mau di gendong bapaknya. Gendong anak yang lagi rewel jauh lebih berat di banding gendong anak yang lagi tidur, kaki saya sampe sakit dan lutut sampe gak bisa dilurusin. Terpincang-pincanglah jalannya, huhuhu.. udah pengen nangis rasanya.
Muka kami masih bisa senyum sebelum pengumuman delay. 😅
Setelah berhasil keluar bandara, seluruh penumpang akan di antar ke hotel yang sudah di tentukan oleh pihak bandara menggunakan bus. Saya lupa nama hotelnya, tapi kata suami saya itu hotel bintang 4. Jam 3 subuh kami semua sampai di hotel dan jam setengah 7 pagi kami semua sudah harus pergi lagi ke bandara. OMG!! Lumayanlah 2 jam selonjoran kaki, anak juga tidur. Ngantuk dan cape banget rasanya, saya mau tidur tapi takut kebablasan, karena kalau ketinggalan pesawat gawat juga. Jadi tidur-tidur ayam ajalah yang penting sempet leesss sebentar dan bangun lagi. Bahagianya ternyata kita dapat sarapan yang super komplit, mereka menyajikan buffet. Mulai dari makanan Thailand sampe sarapan yang kebule-bulean juga ada. Saya hampir coba semuanya dan enaakk.. hahaha.. Setelah itu bis jemputan pun datang.
Saya cukup menikmati perjalan sepanjang kota yang dilewati, jalanan dan tata kota di Thailand ternyata mirip di Indonesia. Tapi gak tau sih kalau sisi-sisi lainnya, karena saya hanya melihat dari jalanan yang saya lewati.. hehe.. Yaa.. itung-itung liburan singkat di Thailand, karena belum pernah juga kesana sebelumnya :D. Sayang gak sempet foto-foto, karena keadaan yang tidak memungkinkan.
Sampai di Suvarnabhumi Airport, kami rombongan “turis” kebingungan harus kemana. Tidak ada yang mandu kami, sampai akhirnya saya dan suami tetap coba ikuti arus rombongan. Gak lama setelah itu, munculah salah satu petugas dengan membawa kertas pengumuman dan membawa kami semua ke bagian imigrasi yang susah di tentukan untuk pengambilan paspor. Setelah itu kita nunggu lagi di ruang tunggu.
Sepanjang perjalanan kami menghabiskan waktu untuk istirahat dan nonton beberapa film. Untungnya anak saya gak terlalu rewel, yaa.. sesekali tapi masih dalam watas wajar dan cenderung tenang. Mungkin dia juga cape jadi banyak tidur di pesawat.
Akhirnyaaa..kami tiba di Arlanda Airport Stockholm hari Jumat sore. Disana kami dijemput oleh sahabat kami (pasangan suami istri) dan untuk sementara waktu kami menginap di rumah mereka. Sahabat kami tinggal di kota Västerås, disana kami bisa beristirahat dan membereskan barang-barang kami yang dititipkan pada mereka. Barang-barang tersebut adalah barang hasil pindahan dari apartemen kami yang lama. Pada hari minggunya, saya dan suami sudah harus pergi lagi ke kota Gothenburg, karena pada hari seninnya suami ada interview tatap muka disana. Gothenburg adalah kota dimana suami saya akan bekerja dan kami akan tinggal. Dengan baik hatinya, sahabat kami ini mau mengantarkan kami sampai tempat yang baru. Kami sewa Van/box gandeng, karena barang-barang yang akan dibawa banyak sekali.
Halaman belakang rumah sahabat kami (foto winter tahun lalu).
Setelah menempuh waktu 4 jam, kami sampai di apartemen yang baru. Jujur penasaran banget sama dalemnya, karena selama ini cuma bisa liat luarnya saja itu pun dari Google map.. hahaha.. Dari luar terlihat sekali bangunan tuanya. Setelah masuk, ada sedikit rasa gimana gitu.. karena tidak sesuai dengan ekspetasi. Hahahha.. Tapi lumayanlah.. furnitur lengkap jadi gak harus belanja banyak barang lagi.. :). Kalau dapet apartemen kosong kita harus beli kasur dan furnitur lagi, hehe.. Yang repot apartemen kita itu kayak nempel sama tebing dan posisinya di atas, jadi harus naik banyak tangga dulu. Untungnya ada lift walaupun jalannya jadi sedikit memutar.
Gedung apartemen tempat kita tinggal.
Setelah beberapa hari tinggal di tempat baru, saya masih dalam tahap beradaptasi. Saya masih kedinginan.. hahaha.. Keadaan apartemen pun belum sepenuhnya rapih, bongkar dus baru 60%. Pelan-pelan ajalah.. hehe.. Selain itu saya juga masih membiasakan diri dalam menggunakan transprtasi umum dan mengingat-ingat jalan disini. Mulai berkenalan juga dengan teman-teman Indonesia yang sudah tinggal lama disini. Semoga semuanya lancar dan dengan pindahnya kesini menjadi sebuah awalan yang baik. “Di mulai dari nol ya bu..” *ngomong ala petugas pembensin.. 😀
Berikut beberapa foto kota Gothenberg.
Waaah delaynya lumayan lama jg ya mba sampe 8 jam.. dan kebayang airport di BKK itu bikin cape jalan apalagi bawa anak.. Untuk semua udah berlalu & selamat sampai Swedia lagi.. 🙂
LikeLike
Iya banget.. cape + ngantuk rasanya udh pengen nyubitin orang2.. hahhaa..
LikeLike
Selamat kembali di Swedia. Kali ini di GBG ya, ga terlalu jauh diatas. Itu delay 8 jam bisa dapet kompensasi duit juga loh mestinya…
LikeLike
iya.. sekarang agak selatan..hehe..
Temen juga bilang harusnya kita dapet cashback sekian persen, tp gak tau juga nih..
LikeLike
Ya, kapan2 main ke CPH lah, kan dari GBG udah “relatif” deket tuh…
LikeLike
Hehehe.. iya nih pengen main kesana.. ;D
LikeLike
ikutan ngos2an bacanya, yg paling ribet keknya packing dan unpacking ya, slowly but sure deh ngerjainnya. Keep warm ! 🙂
LikeLike
Mba Ayomi, kenalan langsung yok *eh* *sapagueh* 😀
Btw, selamat datang kembali. Ikut panik rasanya baca persiapan yg serba mendadak gitu. Tp syukurlah klo udah mulai settle lagi ^^
LikeLike
Ihhh hayu banget.. aku pengagum resep2 mu mba.. 🙂
Terima kasih yaa.. haha.. abis baca postingan ini kyknya harus pada minum, krn suka pada ikut cape.. 😀
LikeLike
Aiiih.. makasiiih..
Hehe iya, abisnya punya anak kecil juga kan. Jadi tau rasanya 😀
Mba Ayomi tinggal dimana? Aku di bergsjön mba
LikeLike
iya aku punya anak kecil juga.. 😉 aku di Landala, nanti kita chat yaa..
LikeLike
waaa… selamat datang kembaliiii.. jd makin deket kita nih..
btw, ga kebayang tiba2 di delay segitu lamanya. huhuhu.. tp kyknya bisa deh minta kompensasi.
LikeLike
welcome back to Swedia, Ayomi.. 🙂
LikeLike
Salam kenal. Välkommen yaa….😊 // Tutut
LikeLike
Hallo.. salam kenal kembali.. Tack mba Tutut.. 😊 Tinggal di Sweden jg ya? Di kota apa? Kali aja kita bisa jumpa.. hehehe..
LikeLike
Kebayang donk ini mau pindah jauh dalam tempo secepat-cepatnya hehe. Lihat fotonya bikin aku pengen ke swedia haha. 😀
ernykurnia.com
LikeLike